BERANDAKEMBALI KEBERANDA

Evaluasi Pendidikan Vokasi: Hapus SMK, LPK, dan Politeknik Jika Tidak Terintegrasi dengan Industri

34
×

Evaluasi Pendidikan Vokasi: Hapus SMK, LPK, dan Politeknik Jika Tidak Terintegrasi dengan Industri

Sebarkan artikel ini

Sampit, kahayanpost.com – Roy Buana, praktisi pendidikan vokasi dan Ketua Yayasan Mentaya Bina Bangsa, telah menginisiasi pembangunan Kawasan Pendidikan Terpadu di Sampit, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Kawasan ini meliputi berbagai jenjang pendidikan formal, mulai dari TK, SD, SMK hingga Politeknik, serta pendidikan nonformal melalui Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).

Pendidikan vokasi di Indonesia dinilai masih belum maksimal dalam mencetak tenaga kerja yang siap bersaing di dunia industri. Hal ini tercermin dari tingginya angka pengangguran lulusan SMK, menunjukkan bahwa kompetensi lulusan SMK masih belum sesuai dengan kebutuhan industri.

Kawasan pendidikan terpadu ini bertujuan untuk menyiapkan generasi yang memiliki keterampilan tinggi dan siap terjun ke dunia kerja dengan bekal yang memadai.

Di kawasan ini, Roy juga membangun berbagai unit bisnis berbasis teknologi yang disebut sebagai teaching factory. Unit-unit bisnis ini tidak hanya membantu mahasiswa dan siswa SMK memperoleh pengalaman kerja yang nyata, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan ekonomi daerah.

“Contoh unit bisnis ini adalah Vokasi Net yang bergerak di bidang penyediaan jasa internet, Polysoft di bidang pengembangan aplikasi, dan PolyFresh yang menjadi hub bagi para petani. Keuntungan dari unit-unit bisnis ini digunakan untuk beasiswa pendidikan bagi siswa-siswa berprestasi, sehingga mendorong lebih banyak anak muda untuk terlibat dalam pendidikan vokasi”, ujar Roy dalam tulisannya.

Kawasan pendidikan ini dirancang untuk menjangkau masyarakat hingga ke desa-desa terpencil di Kalimantan Tengah. Dengan penerapan teknologi, kawasan ini memberikan akses pendidikan dan keterampilan yang merata bagi masyarakat pedesaan, memberi mereka kesempatan untuk meningkatkan taraf hidup melalui keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri lokal.

Inisiatif Roy diharapkan dapat menjadi contoh bagi pengembangan pendidikan vokasi di wilayah lain. Ia berharap program ini mendapat dukungan dari pemerintah daerah, perusahaan, dan masyarakat lokal untuk menciptakan ekosistem pendidikan vokasi yang berkelanjutan dan berdampak positif bagi peningkatan kualitas SDM di daerah. (red/kompasiana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *